Selamat Datang di Blog Ini

Minggu, 26 Oktober 2014

ALAT BANTU PEMOTRETAN POTO


a. Filter
Sesuai dengan namanya alat ini cara kerjanya sama seperti filter pada umumnya yaitu sebagai penyaring, jika di dalam rokok berguna menyaring asap tapi disini filter berfungsi menyaring cahaya yang masuk sehingga menimbulkan efek-efek yang kita inginkan. Penggunaannya dengan cara dipasang  diujung  lensa. Bentuk filter ada  dua  yaitu square (kotak) dan circle (bulat). Jika menggunakan filter square, kita harus menambahkan ring khusus  di depan lensa. Untuk penggunaan filter yang bentuknya bulat, kita harus memperhatikan diameter dari lensa kamera yang kita gunakan.  Macam – macam filter dan kegunaannya antara lain :a.       filter PL, memekatkan warna dan menghilangkan refleksib.      filter UV, mengurangi sinar ultra violet.c.       filter ND (natural density), mengurangi contrast.d.      filter warna, memberi efek warna.e.       filter soft, melembutkan objek.f.       filter diffuser, hampir sama dengan filter soft, tapi lebih halus.g.      filter cross, memberi efek cross/silang pada sumber cahaya.h.      filter multi image, memberi efek multi image.i.        filter multi expose, digunakan dalam pemotretan multi expose.j.        filter gradasi, memberi efek gradasi warna
b. Tudung Lensa
Alat yang dipasang pada lensa ini berfungsi menghilangkan cahaya/sinar yang tidak diinginkan masuk kedalam lensa karena cahaya tersebut biasanya dapat menyebabkan flare pada hasil pemotretan. Flare dapat merusak hasil foto karena menurunkan kontras dan mengurangi saturasi warna.  Alat ini sangat berguna terutama pada pemotretan yang berhadapan langsung dengan arah datangnya cahaya.
c. Tripod
Tripod atau biasa disebut kaki tiga berfungsi sebagai peyangga kamera saat pemotretan agar kamera tidak mengalami guncangan (shaking). Biasanya digunakan pada pemotretan yang menggunakan kecepatan (speed ) rendah/lambat dan untuk menopang lensa-lensa panjang.
d. Monopod
Mempunyai fungsi yang sama dengan tripod tetapi hanya bentuknya yang berbeda yaitu hanya satu kaki sehingga lebih praktis.
e. Kabel Release
Bentuknya hampir seperti injeksi yang lentur berfungsi untuk menghindari goncangan saat shutter ditekan karena saat memakai alat ini kita tidak perlu menekan shutter secara langsung. Penggunaannya dipasang pada soket kabel release yang biasanya terdapat pada tombol shutter. Biasanya ini soulmate-nya tripod dan biar penggunaan tripod lebih afdol.
f. Background
Kain atau latar belakang yang digunakan untuk pemotretan studio dengan berbagai macam gambar, pola dan warna.
g. Stand Background
Alat penyangga background, dan dalam penggunaannya paling tidak ada 2 stand. Alat ini bisa dinaik – turunkan sesuai kebutuhan.
ALAT BANTU PENCAHAYAAN
a.Flash atau Blitz
Diperlukan dalam pemotretan apabila cahaya yang ada dirasa kurang/ minim, misalnya pemotretan pada malam hari. Meskipun demikian, tidak diharamkan bagi kita untuk menggunakan flash pada siang hari, saat cahaya yang ada sudah cukup banyak/terang. Penggunaan flash pada siang hari biasanya untuk fill in. Sumber tenaga flash berasal dari baterai. Flash dapat digunakan sesuai dengan kekuatannya, jaraknya, hingga fasilitas lebih yang dimilikinya.
b.Slave Unit
Dapat disebut sebagai alat sensor. Cara kerja slave unit adalah menangkap cahaya dari main light (sumber cahaya utama) untuk kemudian menyalakan sumber cahaya lainnya yang terhubung dengan slave unit tersebut.
c. Sincro Cable/Kabel Sinkro
Kabel yang digunakan untuk membantu menyalakan flash tambahan atau sumber cahaya pemotretan yang lain. Cara penggunaan kabel sinkro yaitu dengan cara menghubungkannya dari sumber cahaya tambahan ke body kamera.
d. Holder atau Braket
Alat ini digunakan jika kita merasa perlu menggunakan flash tambahan. Holder berfungsi sebagai penyangga flash tambahan dan slave unit. Penggunaannya dengan cara dipasang pada body kamera.
e. Strobo atau Strobe
Alat ini hampir mirip dengan flash, tapi bentuknya lebih besar dan cahaya yang dihasilkan juga lebih besar. Strobo dapat menyimpan cahaya dengan sumber tenaga yang berasal dari tenaga listrik AC atau baterai kering. Strobo memiliki sensor yang dapat menangkap main light sumber cahaya utama. Jadi strobo akan menyala secara otomatis ketika ada main light yang dinyalakan.  Jika tidak menggunakan main light, strobo dapat diaktifkan dengan cara menghubungkan kabel sinkro langsung dari strobo ke kamera. Ukuran kekuatan cahaya yang dihasilkan strobo dapat kita atur sesuai selera kita. Alat ini lebih banyak digunakan untuk pemotretan studio/indoor.
f. AC Slave
Hampir mirip dengan strobo cara kerja dan penggunaannya. Tetapi sifat arah cahaya dari AC Slave lebih melebar atau menyebar ke segala arah.
g. Snoot
Alat ini berfungsi mengarahkan cahaya pada satu titik agar tidak menyebar/terpusat. Bentuk snoot menyerupai corong dan juga lebih banyak digunakan untuk pemotretan studio/indoor. Biasanya juga digunakan untuk pemotretan double dan multi expose.
h. Payung Reflektor
Sifat cahaya yang dihasilkan lebih luas sehingga bayangan dan cahaya keseluruhan menjadi lebih lembut. Payung reflektor memiliki bermacam-macam warna. Warna standardnya putih, tapi ada juga yang berwarna perak (menghasilkan cahaya yang lebih kuat) dan emas(menghasilkan cahaya yang hangat) . Sumber cahaya alat ini berasal dari strobo.
i.Reflektor
Digunakan untuk memberi cahaya tambahan yang merupakan pantulan cahaya dari main light. Biasanya berbentuk bundar dan kotak. Pada umumnya memiliki 3 warna yaitu putih, perak dan emas. Kita juga dapat menggunakan sehelai  kain putih, styrofoam dan kertas mengkilap sebagai reflektor yang berguna pada saat pemotretan.
j. Soft Box
Sebuah kotak yang terbuat dari kain dengan kedudukan atau rangka yang berbentuk seperti pyramid. Cahaya yang dihasilkan softbox lebih lembut daripada cahaya yang dihasilkan payung reflektor maupun reflektor. Softbox memiliki bermacam-macam ukuran(semakin besar ukurannya semakin lembut cahaya yang dihasilkan). Sumber cahaya Soft Box juga berasal dari strobo.
k. Barndoors
Berbentuk segi empat dan bewarna gelap. Biasanya dipasang pada soft box. Kegunaan dari barndoors adalah untuk mengarahkan cahaya yang keluar dari sumber cahaya.
l. Honeycomb/Sarang Tawon
Alat ini sejenis dengan filter dan bentuknya bundar seperti sarang tawon, tapi dipasang pada lampu/sumber cahaya. Berfungsi untuk menghaluskan cahaya yang jatuh ke arah obyek.
m. Light Stand
Alat yang digunakan untuk menyangga lampu studio.
n. Flash Meter
Berfungsi sebagai pengukur kekuatan sumber cahaya dalam pemotretan indoor atau outdoor. Alat ini lebih akurat daripada light meter yang ada pada kamera.
o. Infrared Sender
Mengirimkan sinar infrared untuk memancing nyala flash atau lampu studio
p. Trigger

Menyalakan flash/lampu studio dengan gelombang elektro

x
Unknown

Pantai Gunung Geder


Pantai Pasir putih Gunung Geder adalah salah satu pantai yang ada di kabupaten Garut. Terletak di desa Cijambe, kecamatan Cikelet, Garut. Pantai ini berjarak kira-kira 95 km dari Garut kota via Cikajang. Dari kota Pameungpeuk 6 km ke arah Rancabuaya, setelah kota kecamatan Cikelet.



Pantai Gunung Geder ini pintu gerbangnya di jalur Trans Jabar Selatan. Pintu gerbangnya cukup jelas. Setelah melewati portal pintu gerbang, pengunjung melewati jalan yang berjarak 150 meteran, jalan ini cukup buat motor/mobil lewat dan parkir di area pantai Gunung Geder. Sepanjang jalan ini dipinggirnya teduh dengan pohon-pohon. Berbagai macam jenis burung liar pun menyambut kedatangan. Kicauan burung, teduhnya pepohonan, angin laut yang berhembus ditambah dengan sepinya tempat ini. Pantai ini tidak terlalu populer, makanya sepi.



Unknown

Pantai Cicalobak



Pantai Cicalobak (Koordinat: -7.546805, 107.529409) merupakan pantai karang dengan calobak-calobak di batuannya. Namanya sama dengan sebuah curug yang saya datangi di awal bulan ini, Curug Cicalobak. Pantai ini nampaknya sempat dikelola namun tak diteruskan. Terbukti dari jalan yang sudah disemen dan tulisan Pantai Cicalobak yang sangat besar seperti halnya Pantai Losari.
Pantai Cicalobak adalah salah satu pantai indah yang letaknya berada di Kecamatan Mekarmukti, Kab. Garut. Pantai ini berada dipinggir Jalur Trans Jabar Selatan, jalur diantara Pameungpeuk dan Rancabuaya. Pantai Cicalobak berjarak kira-kira hampir 28 km dari Kota Pameungpeuk ke arah Rancabuaya, sebelum Puncak Guha. Dari Garut kota kira-kira 128 km via Cikajang - Pameungpeuk - Cikelet - Cicalobak. Jika menggunakan jalur Bungbulang berjarak kira-kira 85 km dengan Rute Garut kota - Cikajang - Bungbulang - Cijayana - Cicalobak. Pantai Cicalobak merupakan pantai karang di sisi kanan dan kirinya, sedangkan dibagian tengah adalah pantai pasir yang tidak terlalu luas karena merupakan sebuah muara sungai kecil. Pantai ini menghadap langsung ke Samudra Hindia, ombaknya besar tapi terhempas karang-karang. Di pantai pasir, bisa buat berenang tapi jangan ke tengah karena ombaknya semakin besar. Di bagian pantai karang pinggir-pinggirnya dirimbuni pepohonan. Di bagian sisi kiri pantai karang terdapat saung.
Unknown

Candi Cangkuang





Di kecamatan Leles terdapat sebuah candi Hindu yaitu Candi Cangkuang yang tentu saja menjadi salah satu tempat tujuan utama kami para pejalan kaki. Candi ini digunakan untuk memuja Dewa Siwa, karena itu di dalam Candi ini terdapatlah Arca Siwa. Diyakini sebagai arca Siwa karena pada saat ditemukan arca tersebut digambarkan duduk bersila di atas bantalan teratai. Kaki kirinya ditekuk mendatar dengan telapak kakinya diarahkan ke paha kanan bagian dalam. Kaki kanannya ke arah bawah dengan telapak kakinya terletak pada lapik. Di bagian depan kaki kiri terdapat kepala seekor sapi (nandi) dengan dua telinganya mengarah ke depan. Nah semua ciri-ciri itulah yang memenuhi klasifikasi Arca Siwa. Candi ini masih sering digunakan oleh warga sebagai tempat memuja dan beribadah, baik oleh warga sekitar maupun warga dari luar Garut.


Candi Cangkuang
Nah..kenapa namanya Cangkuang?? Kami menemukan jawabannya setelah bertanya pada penjaga Museum (wow..ada museum ternyata...!!), ternyata cangkuang adalah nama pohon yang konon hanya ada di desa cangkuang ini. Zaman dahulu daunnya dimanfaatkan untuk membuat tudung, tikar atau pembungkus gula aren.  Nah, kata si bapak museum lagi, pohon itu juga ada buahnya tapi yang berbuah hanyalah pohon yang ada di komplek Candi Cangkuang. (wuihh..bisaaan euy). Candi Cangkuang ditemukan tahun 1800-an, berdasarkan hasil penelitian tahun 1967/1968 -yang saat itu hanya menemukan 35% batu candi-, candi ini direkonstruksi kembali dan selesai pada tahun 1970-an.
Candi cangkuang sendiri berlokasi di puncak bukit kecil di tengah pulau (awalnya kami mengira itu adalah sebuah pulau, ternyata itu adalah sebuah daratan tersendiri yang dipisahkan oleh situ Cangkuang tersebut), untuk mencapai lokasi tersebut dapat ditempuh dengan rakit-rakit melalui situ Cangkuang yang indah nan menawan. Jadi nantinya alur yang harus ditempuh adalah sebagai berikut :
Setelah sampai di persimpangan lokasi candi cangkuang, silahkan naik delman (tuk..tik...tak..tik..tuk), dengan membayar 5000 rupiah per orang maka bapak/ adik kusir akan mengantarkan kita ke Lokasi Candi Cangkuang. Untuk bisa masuk pada lokasi candi kita harus terlebih dahulu membayar tiket sebesar Rp. 3.000 saja. Setelah memiliki tiket silahkan menuju parkiran rakit, nah kita akan diantarkan menyeberang. Tiada moda transportasi yang memungkinkan untuk mengantarkan kita kecuali rakit, kecuali sobat sekalian mau berenang ya dipersilahkan..^_^.  Perlu diketahui juga, rakit yang tersedia biasanya akan ngetem terlebih dahulu sampai rakit penuh, jadi sabar ya menunggu para pengunjung lain yang mau naik rakit, tarifnya Rp. 4.000/ orang, tapi kalau sobat sekalian mau langsung diantar tanpa menunggu penuh bisa juga tapi tarifnya jadi mahal lo, biasanya sampai Rp. 25.000 .(itung-itung kita carter  rakit..he..he.)
Kalo menurut kami, candi ini tidak terlalu besar. Menurut www.budpar.go.id, ukuran candi ini 4,22 x 4,22 meter dan tinggi 2,49 meter kemudian Bagian dalam bangunan terdapat ruangan yang berukuran 2,18 x 2,24 meter dan tinggi 2,55 meter.


Unknown

Gunung Guntur



Gunung guntur memiliki ketinggian 2.249 Mdpl. Merupakan salah satu gunung api aktif yang berada di kabupaten Garut. Gunung ini pertama didaki oleh pendaki berkebangsaan prusia – Jerman, Frans Junghun pada tahun 1837. Pada saat itu Junghun memasukkan gunung ini pada golongan gunung – gunung api paling aktif di Jawa. Gunung ini memiliki dua sumber mata air, yaitu sumber air panas yang mengalir ke Cipanas yang kemudian dimanfaatkan sebagai wisata pemandian Cipanas, dan yang satu lagi sumber air dingin yang mengalir ke aliran curug citiis.
Gunung guntur tidak seperti gunung –gunung di daerah tropis lainnya. Gunung ini justru terlihat tandus dan gersang. Jalurnya pun di dominasi oleh savanna dan batuan kerikil kecil sisa letusan.jarang kita menjumpai pohon besar sepanjang lintasan pendakian yang bisa kita gunakan untuk berteduh. Terutama pada lintasan sesudah melewati curug citiis. Medan yang tandus dan gersang membuat gunung guntur lebih dikenal karena cuacanya yang liar. Tekanan angin dan suhu udara yang panas, bahkan bisa di bilang ganas. Saya sendiri mendaki gunung ini pada bulan Juni 2008.
Untuk mendaki gunung guntur, kita bisa melalui jalur curug citiis, yang berada di kampung citiis, kecamatan Tarogong kaler, Kabupaten Garut. Jalur pendakian ini merupakan jalur terpendek dan termudah yang ditemukan oleh Frans Junghun. Jalur ini selain melewati air terjun atau curug citiis, anda juga akan melalui lokasi penambangan pasir citiis yang beroperasi sejak tahun 1960 an.
Untuk menuju kampung citiis, anda yang dari Jakarta bisa menumpang bus jurusan garut. Ada dua alternatif disini, anda bisa menumpang bus Jakarta – garut yang melewati tol cipularang, turun di terminal garut, lalu naik angkot jurusan cipanas, turun di gerbang kampung citiis, dengan waktu tempuh yang lebih singkat. Atau bisa juga naik bus jurusan garut via puncak, dan langsung turun di gerbang desa citiis. Tapi dengan waktu tempuh yang lumayan lebih panjang. Saya sendiri dengan tidak sengaja menumpang bus yang melewati daerah puncak, karena tadinya saya pikir bus itu akan melewati tol cipularang. Tapi ada untungnya juga, karena saya tidak usah lagi oper angkot, dan bisa langsung turun di citiis. Ongkosnya saat itu 35rb rupiah. Tapi mungkin jika anda mendaki beramai-ramai, soal ongkos mungkin masih bisa di negosiasi lagi dengan kenek bus. Saya sendiri karena saat itu melakukan pendakian seorang diri, jadi gak ada pilihan lain, selain menerima tarif yang di ajukan si kenek.
Dari gerbang desa citiis, anda bisa melanjutkan perjalanan menuju kampung citiis dengan menumpang ojek, atau bisa juga dengan berjalan kaki. Jaraknya tidak terlalu jauh, hanya sekitar 15 menit dengan menggunakan ojek. Tarifnya sekitar 10rb-an. Biasanya tukang ojek disana sudah biasa mengantar pendaki yang ingin mendaki gunung guntur. Ia akan mengantarkan kita ke rumah kepala desa terlebih dahulu untuk melakukan perizinan. Pada saat saya melakukan pendakian kesana (2008), kepala desanya dijabat oleh ibu Tati, sayang ketika saya kesana, ibu Tati sedak tidak berada dirumah, sehingga proses perizinan diwakili oleh Ibunda bu Tati, saya cukup menyerahkan fotokopi KTP dan uang retribusi pendakian seikhlasnya, biasanya berkisar antara 3rb hingga 5rb rupiah. Untuk menambah perbekalan pendakian, anda bisa sekalian membelinya disini, karena dirumah bu Tati juga terdapat warung kecil.
Setelah selesai mengurus perizinan, tukang ojek akan membawa kita melanjutkan perjalanan menuju lokasi penggalian pasir. Tapi sayang, pada saat saya melakukan pendakian, kondisi jalan sedang rusak parah. Sehingga terpaksa saya mengikhlaskan tukang ojek untuk menurunkan saya sebelum sampai ke lokasi yang sudah disepakati. Karena kasihan juga kalau motornya harus dipaksakan melewati jalan yang rusak. Bisa- bisa itu jadi hari terakhir dia ngojek karena motornya harus turun mesin dan patah rangka. 
Di sekitar lokasi penggalian pasir ini, terdapat jalan agak lebar yang biasa digunakan truk truk pasir untuk keluar masuk. Sebagian bercabang, jadi sebaiknya anda banyak bertanya pada penambang – penambang pasir arah yang menuju ke jalur pendakian. Sekitar 30 menit dari kampung citiis, anda akan menemui pipa saluran air di aliran sungai kecil disisi kanan anda. Pipa itu bisa anda jadikan patokan jalur pendakian anda. Ikuti alur pipa tersebut, melewati hutan yang rindang dan ladang – ladang penduduk sampai anda menjumpai curug citiis.
Curug Citiis
Suasana disekitar curug citiis begitu sejuk. Anda bisa mendirikan tenda dikawasan tersebut. Tempat itu bisa menampung kurang lebih 2 -3 tenda. Selain itu juga terdapat sebuah shelter kecil yang bisa anda gunakan untuk beristirahat. Anda bisa menambah persediaan air ditempat ini, karena setelah ini, anda akan kesulitan menemukan mata air di sepanjang jalur pendakian.
Selepas curug citiis, anda harus naik kearah padang savanna, bukan lagi jalur hutan seperti sebelumnya. Jadi aliran sungai haruslah berada di sisi kanan jalur pendakian anda. Disinilah tantangan dimulai, tanjakan terjal dan berbatu merupakan jalur yang akan anda lewati selepas kawasan air terjun. Saya sarankan agar anda menggunakan baju atau kaus berlengan panjang. Selain untuk melindungi dari sengatan sinar matahari, juga untuk melindungi kulit dari sayatan semak dan ilalang yang tumbuh disepanjang jalur pendakian. Kira – kira satu jam selepas air terjun citiis, anda akan menjumpai sebuah area yang cukup “teduh” dan dapat menampung sekitar 2 buah tenda. Anda bisa beristirahat disini atau melanjutkan perjalanan.
Tidak jauh berbeda dengan kondisi sebelumnya, medan yang akan anda lalui didominasi tumbuhan jenis ilalang dan semak dan pepohonan yang kering merangas tanpa daun. Tampak pula pepohonan yang batangnya hitam seperti habis terbakar. Dikanan kiri jalur anda akan melihat bekas aliran lava yang telah membeku. Medan pendakian semakin lama semakin menanjak dengan kemiringan berkisar antara 45 – 75 derajat. Jika anda mendaki di siang hari dengan teriknya sinar matahari, anda akan merasakan betapa panasnya berjalan di punggungan gunung Guntur ini.
Semakin mendekati puncak pertama, jalur yang akan anda lalui semakin terjal dan gersang. Medan yang kita lalui pun didominasi campuran antara tanah, pasir dan kerikil, sehingga jika kita tidak pintar – pintar memilih jalan anda akan mudah terperosok ke bawah karena jalur yang licin. Saya sendiri saat melewati jalur ini, sempat teringat jalur plawangan yang menuju puncak slamet, kondisi jalur yang licin dan curam, serta minim pegangan untuk menahan tubuh agar tak terperosok kebawah.
Mendekati puncak pertama, anda akan melalui sebuah pohon cemara yang cukup besar. Pohon ini sebenarnya sudah terlihat dari bawah, karena tidak ada lagi sesuatu yang menghalangi pandangan kita ke atas. Setelah melewati pohon ini, kira –kira 15 menit kemudian, anda akan menemui sebuah batu besar. Lalu 15 menit dari batu besar tersebut, anda akan tiba di puncak pertama. Total waktu untuk mencapai puncak pertama dari curug citiis adalah 2 – 2.5 jam. Tapi saya sendiri waktu itu membutuhkan waktu sampai 3,5 jam. Kebetulan saat itu saya lupa membawa persediaan air yang banyak, sehingga pergerakan saya jadi lebih lambat.
Puncak Pertama
Dipuncak pertama ini, ada lokasi yang terletak sebelum bibir kawah yang bisa anda jadikan tempat untuk mendirikan tenda. Tapi pastikan pasak tenda anda terpasang dengan kuat, karena dikhawatirkan ada angina yang sewaktu – waktu bertiup kuat. Kawah gunung guntur berada di sebelah kiri anda. Berhadapan dengan gunung cikuray yang terlihat menjulang tinggi. Dari puncak pertama ini anda dapat melihat pemandangan kota garut, areal pemukiman, persawahan, situ bagendit, komplek pemandian Cipanas dengan jelas. Puncak kedua juga terlihat dengan jelas beserta jalurnya.
Menuju puncak kedua, anda akan melintasi lembah yang jalurnya cukup landai, sebelum akhirnya menanjak kembali. Anda berjalan melipir punggungan kawah, kemudian belok kanan menanjak daerah terjal, dengan kemiringan sekitar 4 derajat. Punggungan yang anda lintasi berupa padang savanna yang cukup luas dengan pemandangan yang cukup indah. Medan terjal tersebut berupa tanahvulkanis yang hangat, gembur, licin, dan di beberapa tempat tanahnya lembek bila diinjak. Perjalanan dari puncak pertama menuju puncak kedua memerlukan waktu sekitar 30 menit.
Puncak Kedua
Seperti halnya puncak pertama, areal puncak kedua juga di dominasi padang savanna. Berada di antara puncak pertama dan puncak tertinggi gunung guntur. Padang savanna memisahkan kedua puncak tersebut dan menampakkan pemandangan yang sangat menarik. Beberapa jenis tanaman jenis cantigi yang tumbuh terbatas ikut menambah pesonanya. Gunung –gunung berhutan rimbun disisi gunung guntur dan dibatasi lembah serta jurang – jurang yang menganga dalam pun ikut menambah daya tarik disekitarnya. Di puncak ini terdapat seperangkat peralatan dan pagar kawat yang sudah rusak. Perlengkapan tersebut tampaknya bekas alat untuk memantau keadaan gunung guntur. Dari sini, puncak tertinggi gunung guntur terlihat dihadapan anda. Jalur menuju ke puncak tertinggi itupun terlihat dengan jelas.
Nah, setelah puas menikmati pemandangan dan melepas lelah di Puncak kedua, kawan2 bisa melanjutkan pendakian menuju puncak tertinggi gunung guntur. Dari puncak kedua ini, jalur yang akan anda lewati tidak jauh berbeda dengan jalur dari pucak pertama menuju puncak kedua. Kanan kirinya merupakan padang savanna yang luas. Beberapa tanaman termasuk jenis cantigi juga bisa anda temui disini. Setelah sedikit menurun, jalur yang anda lalui akan menanjak terjal dengan kemiringan sekitar 45 derajat. Tidak sampai 40 menit dari puncak pertama, anda akan sampai di puncak tertunggi gunung guntur (2.249 mdpl)
Puncak Tertinggi
Area puncak gunung guntur cukup datar dan memiliki luas kira – kira 2 kali lapangan Voli. Disini terdapat seperangkat peralatan yang berfungsi untuk memantau aktivitas gunung api. Anda juga bisa melihat anggunnya Gunung Cikurai dengan sangat Jelas. Pemandangan dari puncak gunung guntur sangat menakjubkan, sehingga perjalanan berat melintasi medan yang sulit dan melelahkan seakan terbayar dengan keindahan yang anda saksikan. Bukannya mau lebay, ya emang susah di ungkapkan dengan kata2. saya nggak akan medeskripsikan seperti apa keindahan panorama yang bisa anda nikmati di puncak gunung guntur. Karena keindahan alam, memang tidak akan cukup didefinisikan dengan kata2. Yupz, anda harus lihat sendiri, nikmati, resapi, dan sadari, bahwa betapa kecilnya diri kita bila dibandingkan dengan ciptaan tuhan yang maha kuasa.

Unknown

Pantai Cijeruk Indah


Pantai Cijeruk Indah


Pantai Cijeruk Indah adalah sebuah pantai yang belum sepenuhnya dimanfaatkan banyak sebagai potensi wisata kepentingan pihak dinas pariwisata terkait. Meskipun tempat ini memiliki fungsi yang pantai wisata yang banyak dikunjungi wisatawan lokal maupun mancanegara. Secara administratif, pantai ini dibatasi oleh Samudera Hindia di selatan dan timur Cipatujah.

Pantao Cijeruk indah adalah negara dengan pantai miring kemiringan, stabilitas tanah dan tanah serapan cukup baik. Pantai pasir adalah jenis material tanah yang ditemukan di Cijeruk indah ini. Warna air di wilayah ini terdapat dalam biru di tengah pantai dan warna hijau-coklat dalam pertemuan mulut air laut

Pantai ini memiliki tinggi gelombang rata-rata mencapai 1 meter dengan kemiringan dasar laut landai sehingga cukup aman untuk berenang. Laut flora ganggang dominan, sedangkan satwa liar seperti ikan, siput, kerang, ikan dan makarel cangkel. Materi dalam bentuk pantai berpasir dengan warna bahan alami di pantai pasir putih.

Di wilayah daerah ini ada fasilitas umum seperti fasilitas kesehatan, peralatan dan fasilitas keamaanan ibadah sekitarnya. Dan jalan akses dan jalan negara dengan kondisi cukup (untuk perbaikan), lebar jalan 4 meter dan panjang 8 km dari jalan, lebar 0,5-1,5 m. Frekuensi transportasi sebagai terminal bus di sekitarnya yang tidak direncanakan untuk menempatkan pengangkutan 5.00 pagi hingga jam 05.00 sore.

ODTW ini dikelola oleh Kompepar Yayasan Cijeruk Indah, dengan status kepemilikan oleh BKSDA dan Perkebunan. Lingkungan fisiknya terdiri dari : luas kawasan sebesar 4700 m2, luas ODTW sebesar 2157 m2 dengan waktu kunjungan selama 24 jam. Kawasan Cijeruk Indah memiliki temperatur rata-rata 27oC per tahun, minimum tahunan 17oC, dan temperatur maksimum 28oC per tahun, dengan penyinaran matahari rata-rata sedang, dan kekuatan tiupan angin yang besar.

Warna air kawasan ini ada 2 buah, warna biru terletak di pesisir dan tengah pantai serta warna hijau kecoklatan terdapat di pertemuan muara. tinggi gelombang rata-rata di bawah 1m dan ketika musim hujan 2-3m. Flora laut dominannya adalah rumput laut sedangkan fauna laut dominannya adalah ikan hias, siput & kerang, ikan Cangkel dan ikan tengiri. tingkat abrasi sedang, stabilitas tepi pantai stabil dengan flora tepi pantai berupa ketapang dan Pandan Bidur.

Kegiatan wisata yang dapat dilakukan umumnya berupa berperahu, memancing dan menikmati pemandangan.

Lokasi Pantai Cijeruk Indah.: Desa Sagara Kecamatan Pameungpeuk
Koordinat : 7 39' 57" S, 107 42' 43" E

Arah Pantai Cijeruk Indah.: frekuensi transportasi umum dari terminal terdekat berupa bus yang tidak terjadwal, angkutan kota yang terjadwal dari jam 5 pagi-jam 5 sore. Dan tarif kendaraan tersebut,yaitu:
- Bis Umum dengan tarif Rp. 12000,- / orang
- Bis kota dengan tarif Rp. 10000-15000,- / orang
- Garut – Pameungpeuk Rp. 10000,- /orang
- Bandung – Pameungpeuk Rp. 15000,- /orang
- Angkot dengan tarif Rp. 5000 – 6000,- / orang
- Ojeg dengan tarif Rp. 25000,- / orang.
Fasilitas Pantai Cijeruk Indah.: 13 kios/warung makanan umum, tempat parkir, toilet,Pos kesehatan penyewaan rakit, Musholla
anda mau mencobanya, datang kesana ? :)
Unknown

Batu Tumpang



Di kabupaten Garut sebelah selatan terdapat pemandangan yang sangat indah dengan latar belakang pegunungan, cuacanya yang dingin dan sejuk menjadikan kawasan tersebut memiliki potensi yang bagus untuk menjadi tempat wisata Garut, suasana tersebut bisa dijumpai di kawasan Batu Tumpang.
Terletak di kecamatan Cikajang, tempat ini sangat strategis untuk di kunjungi, karena kawasan Batu Tumpang ini adalah salah satu akses jalan menuju beberapa tempat wisata lainnya yang berada di daerah Kabupaten Garut bagian selatan, seperti pantai santolo, leuweung sancang, pantai gunung geder dan yang lainnya. Batu tumpang bisa dijadikan wisata alternative, letaknya yang berada di perkebunan teh PTPN Giriawas, tentu saja tempat ini dikelilingi perkebunan teh dengan latar belakang pegunungan dan perkebunan yang indah dan enak dipandang. Kawasan ini hampir mirip dengan daerah puncak Bogor ataupun daerah Lembang Bandung yang memiliki karakterisitik sama yaitu di dominasi perkebunan teh dan perbukitan yang ditanami banyak sayuran.
Batu tumpang dalam bahasa sunda yang berartikan batu menempel, merupakan salah satu objek wisata yang cukup potensial jika dikembangkan dengan baik dan benar oleh pihak terkait (Pemerintah Kabupaten Garut) maupun para investor. Batu tumpang merupakan sebuah tebing gunung dengan ketinggian 20 meter, tebing gunung ini juga sering dipakai oleh anak pecinta alam untuk olahraga panjat tebing. Terletak di jalan Cikajang-Pameungpeuk menjadikan kawasan ini banyak dikunjungi oleh wisatawan khususnya wisatawan lokal. Biasanya kawasan ini juga menjadi tempat istirahat bagi pengendara yang menempuh jarah jauh. Ditambah lagi terdapat warung-warung dengan makanan khas sunda bisa di jumpai di sekitar kawasan tersebut. Bisa dibayangkan, menyantap makanan di daerah perbukitan dengan udaranya yang sejuk sambil memandang hamparan kebun teh dan pegunungan, sungguh indahnya. Jika kawasan ini bisa dikembangkan menjadi salah satu tempat wisata Garut, entah itu dari penglola daerah ataupun investor, tidak menutup kemungkinan kawasan ini akan menjadi tempat favorit di kabupaten Garut, dan akan member efek positif untuk masyarakat sekitar Batu Tumpang dan pemerintah setempat untuk bisa meningkatkan PAD (Pendapatan Asli Daerah) Garut.

Unknown

Kebun Mawar


Salah satu tempat Wisata Garut yang biasa dikunjungi oleh tamu yang menginap di Mulih ka Desa, Kampung Sampireun atau beberapa penginapan di daerah Darajat Garut adalah Kebun Mawar Situhapa Garut yang berada satu jalur menujuWisata Kawah Kamojang.

Lokasi ini cukup nyaman untuk ajang 'narsis' dan foto-foto karena keindahan Taman Bunga Mawarnya, walaupun ada penginapan akan tetapi dilihat dari sisi harga tempat ini mematok tarif cukup tinggi. Tiket Masuk ke Kebun Mawar Situhapa adalah Rp. 15.000,- per orang baik anak-anak maupun dewasa.

Unknown

Hutan Pinus-Cilawu

Lokasi Hutan Pinus : Desa Cigasong, Kec.Cilawu, Garut, Jawa Barat

Unknown

Desa Wisata Saung Ciburial



'Desa Wisata Saung Ciburial' Berada di Desa Sukalaksana Kecamatan Samarang Garut. Dari Kampung Sampireun sekitar 1 km. Waktu datang kesini lagi ada festival Budaya yg dilaksanakan dari tgl 26-31 Desember 2013. Suasana disini sejuk dan asri, perkebunan sawi dengan latar Gunung Cikuray, area permainan sosoangan dengan latar Gunung Cikuray. Ketika visit kebetulan lagi ada pasanggiri seni ibing Gadjah Putih. Sebenarnya ingin lihat festival seni ketangkasan Domba Garut, setelah ditanyakan ke panitia sudah selesai kemarin. Di desa wisata ini juga terdapat berbagai permainan kaulinan barudak tradisional. bakiak, titinggian, sonlah. selain itu juga ada flying fox
gambar by : @infoGarut
Unknown

Curug Sanghyang Taraje


Curug ini berada di ketinggian 660 m dpl.dengan tinggi air terjun sekitar 82 m.  Asal mula air terjun ini disebut Sanghiyang Taraje karena pada jaman dahulu air terjun ini digunakan oleh Sangkuriang untuk naik ke langit mengambil bintang atas permintaan Dayang Sumbi. Di dekat air terjun ini juga terdapat sebuah batu berbentuk tapak raksasa yang konon itu adalah tapak Sangkuriang tetapi jarang sekali orang yang dapat menemuinya. Sedangkan batu yang ada di bawah tepat air terjun menurut masyarakat setempat dipercaya sebagai tempat
penyimpanan bintang (harta karun) Sangkuriang tetapi konon tempat itu dijaga oleh Belut raksasa, dan seringkali dilihat oleh masyarakat.
Kawasan air tejun ini dikelola oleh pihak perhutani, tapi kini pengelolaannya agak terlantar
sehingga kawasan air terjun ini tidak terkelola dengan baik. Adapun masyarakat yang kemudian
mencoba untuk mengelola kawasan ini namun hanya pada saat hari raya dan libur nasional.

Taraje dalam bahasa Indonesia berarti tangga. Biasanya terbuat dari bambu. Jika ada sebuah curug (air terjun) diberi nama Sanghyang Taraje, tentulah ada hubungannya dengan taraje. Demikianlah adanya, curug yang terletak di Desa Pakenjeng Kecamatan Pamulihan Garut ini me-mang mirip taraje. Masyarakat di sekitarnya wring juga menyebutnya curug kembar, karena di situ ada dua pasang air terjun yang mirip tiang tangga.
Curug Sanghyang Taraje tidak terlalu dikenal masyarakat Garut. Namun begitu bukan karena air terjun ini kurang elok. Dibentuk oleh dua air terjun berdampingan yang tingginya sekitar 90 meter, curug ini merupakan curug tertinggi yang ada di Kabupaten Garut. Di samping itu panorama curug ini cukup indah untuk dinikmati. Hanya saja jalan untuk menuju ke Sanghyang Taraje masih cukup sulit untuk dijangkau kendaraan karena letaknya berada jauh di pelosok perbukitan.
Untuk menuju curug ini bisa ditempuh dari arah Pamulihan atau dari arah Jati, Kecamatan Pakenjeng. Orang harus berjalan kaki untuk menuju curug ini. Namun kelelahan setelah menuruni dan mendaki perbukitan, akan segera sirna jika sudah mendapati keindahan panorama curug. Sayangnya, baru masyarakat sekitar curug saja yang banyak menikmati keindahannya.





Lokasi

Terletak di Desa Pekenjeng, Kecamatan Pamulihan, Kabupaten Garut, Propinsi Jawa Barat.

Peta dan Koordinat GPS:   

Aksesbilitas

Berjarak 3,2 km dari kecamatan atau 47 km.dari pusat kota Garut.  Dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan pribadi ataupun kendaraan umum berjenis minibus (Elf) dari Garut menuju Pakenjeng dengan ongkos Rp 3500, selanjutnya diteruskan dengan ojek menuju lokasi air terjun dengan ongkos Rp 5000.

Fasilitas dan Akomodasi

Didalam kawasan ini terdapat dua buah shelter yang keadaannya kurang baik

Lebih bagus Sanghyang Taraje. Yang satu jurusan ke arah air2 terjun: dari Garut ke Selatan, arah Cikajang, di pertigaan Cikajang belok kanan. Nantinya ketemu Kawah Papandayan (mesti belok kanan lagi), Curug Orok (di PTP VIII), terus masih jauh ke selatan dan belok kanan di pertigaan Pakenjeng: Curug Utang, Sanghyang Santen, Sanghyang Taraje. Curug Utang dan Sanghyang Santen hanya bisa dilalui dengan berjalan menembus hutan dan turun ke jurang. Ke Sanghyang Taraje jalannya naik turun dan hanya bisa dilalui sepeda motor yang kuat. (lihat di blog saya di sudarisman.com). Dari Cipanas sampai Sanghyang Taraje sekitar 1,5 jam pakai motor. 


Unknown
Sabtu, 25 Oktober 2014

Curug Ciharus




lokasi : Curug Ciharus, Dano-Leles, Kab.Garut, Jawa Barat
Unknown
Jumat, 24 Oktober 2014

Gunung Cikuray


Cikuray yang identik dengan sebuah kerucut raksasa adalah salah satu gunung yang terletak di selatan kota Garut Jawa Barat. Gunung Cikuray mempunyai ketinggian 2.818 meter di atas permukaan laut (mdpl) dan merupakan gunung tertinggi keempat di Jawa Barat setelah tiga gunung lainnya yaitu, Gunung Ceremai (3078 mdpl), Gunung Pangrango (3019 mdpl), dan Gunung Gede (2958 mdpl).  Meskipun gunung ini indah, Gunung Cikuray terletak di Kabupaten Garut, Jawa Barat, Indonesia. Transportasi Pendakian Gunung Cikuray dari Cilawu dapat dicapai dari Garut. Perjalanan dari jalan raya untuk menuju titik awal pendakian yaitu stasium pemancar TV  dapat memakan waktu sekitar 2 jam sampai dengan 3 jam berjalan kaki atau dapat menggunakan jasa ojek hanya sekitar 40 menit. Untuk trek jalan dari jalan raya menuju stasiun pemancar TV, dapat dilalui dari Desa Babakan Loak – Desa Cisumur – Desa Mekarsari – stasiun pemancar TV.  Keadaan jalan untuk menuju stasiun pemancar cukup lebar di mana dapat dilalui mobil namun jalan tersebut hanya tesusun dari bebatuan. Jika hendak menuju Kecamatan Cilawu ini dengan kendaraan umum dapat mengambil jurusan Garut yang akan berhenti di Terminal Garut (Guntur), kemudian dilanjutkan dengan angkot 06 menuju Cilawu, dapat turun di Sukamulya atau Cigarungsang,di tengah jalan kita ketemu Pos perkebunan,di situ kita di suruh ngisi buku tamu dan kena biaya Rp.2.000/orang. Lalu dapat dilanjutkan dengan jasa ojek untuk menuju Stasiun pemancar Rp.30.000/orang Jalur Pendakian Cilawu Dari stasiun pemancar, memulai pendakian melalui kebun teh dengan punggungan yang terlihat jelas, dari sana juga dapat terlihat bentuk punggungan yang akan didaki hingga menuju puncak Gunung Cikuray jika cuaca cerah tanpa kabut. Perjalanan melewati kebun teh hanya singkat, sekitar 30 menit dengan keadaan jalur yang gersang dan berdebu. Setelah itu baru memasuki hutan yang teduh. Di luar musim hujan, kondisi tanah masih terlihat gersang dan berdebu bila ditapaki. Pos 1 dapat dicapai dari stasiun pemancar TV dengan waktu tempuh sekitar 50 menit. Kemudian ditambah sekitar 50 menit lagi untuk menuju Pos 2. Waktu tempuh Pos 2 ke Pos 3 adalah 1,5 kali lebih lama dibanding waktu tempuh dari Pos 1 ke Pos 2.  Karena medannya yang curam, dengan kontur yang rapat, Pos 1, Pos 2, dan Pos 3 hanya mampu menampung satu sampai dua tenda. Sementara di Pos 4 terdapat tempat yang lebih luas yang dapat menampung sampai tiga tenda. Sebelum memulai pendakian, sebaiknya mengisi perbekalan air di stasiun pemancar TV. Dalam musim kemarau panjang, pendaki tidak dapat mengisi perbekalan air di stasiun pemancar karena para pekerja di stasiun pemancar tersebut juga harus bolak–balik ke desa untuk mengisi ulang air yang mereka butuhkan. Maka untuk lebih pastinya, sebaiknya diisi sebelum menuju stasiun pemancar, tepatnya di desa terakhir : Desa Cisumur atau Cikoneng di Desa Dayeuh Manggung, Kecamatan Cilawu. Pos 4 Perjalanan dilanjutkan terus mendaki dari Pos 4 menuju Pos  membutuhkan waktu sekitar 45 menit dengan kemiringan yan lebih terjal seperti Pos 3 menuju Pos 4 yang kemudian dapat dilanjutkan ke Pos Puncak Bayangan yang memiliki lahan yang lebih luas dari lima pos sebelumnya dan dengan keadaan lebih datar tanpa adanya semak belukar. Perjalanan setelah Pos Puncak Bayangan dapat dilakukan menuju Pos yang luasnya hampir sama dengan pos puncak bayangan yang mampu menampung sekitar 3 sampai 4 tenda. Dari Pos 6 ini pepohonan tinggi sudah tidak terlalu rapat namun masih dapat menghalangi hantaman angin langsung dan sudah sangat dekat dengan Puncak Gunung Cikuray. Pos 6 ini dapat menjadi tempat yang paling santai untuk menunggu momen matahari terbit atau tenggelam. Hanya tinggal menanjak ke puncak kurang dari 15 menit dengan membawa perbekalan secukupnya, lalu balik lagi ke Pos 6 sekitar 10 menit. Puncak Gunung Cikuray dengan menampilkan panorama kota dan pegunungan di wilayah Garut. Di sebelah barat tampak berjajar pegunungan sampai ke arah utara, mulai dari Gunung Papandayan sampai Gunung Guntur. Di puncak Gunung Cikuray terdapat bangunan berupa pos seluas 2.5 x 2.5 meter. Jadi hanya mampu menampung 1 tenda. Menempati pos di puncak ini merupakan pilihan yang beresiko, apalagi di saat musim hujan. Selain karena kondisi puncak yang gersang dan tidak dikelilingi pepohonan, pos tersebut biasa menjadi incaran para pendaki yang langsung menuju puncak untuk mendirikan tenda. 
Unknown

Batu Tumpang



Di kabupaten Garut sebelah selatan terdapat pemandangan yang sangat indah dengan latar belakang pegunungan, cuacanya yang dingin dan sejuk menjadikan kawasan tersebut memiliki potensi yang bagus untuk menjadi tempat wisata Garut, suasana tersebut bisa dijumpai di kawasan Batu Tumpang.
Terletak di kecamatan Cikajang, tempat ini sangat strategis untuk di kunjungi, karena kawasan Batu Tumpang ini adalah salah satu akses jalan menuju beberapa tempat wisata lainnya yang berada di daerah Kabupaten Garut bagian selatan, seperti pantai santolo, leuweung sancang, pantai gunung geder dan yang lainnya. Batu tumpang bisa dijadikan wisata alternative, letaknya yang berada di perkebunan teh PTPN Giriawas, tentu saja tempat ini dikelilingi perkebunan teh dengan latar belakang pegunungan dan perkebunan yang indah dan enak dipandang. Kawasan ini hampir mirip dengan daerah puncak Bogor ataupun daerah Lembang Bandung yang memiliki karakterisitik sama yaitu di dominasi perkebunan teh dan perbukitan yang ditanami banyak sayuran.
Batu tumpang dalam bahasa sunda yang berartikan batu menempel, merupakan salah satu objek wisata yang cukup potensial jika dikembangkan dengan baik dan benar oleh pihak terkait (Pemerintah Kabupaten Garut) maupun para investor. Batu tumpang merupakan sebuah tebing gunung dengan ketinggian 20 meter, tebing gunung ini juga sering dipakai oleh anak pecinta alam untuk olahraga panjat tebing. Terletak di jalan Cikajang-Pameungpeuk menjadikan kawasan ini banyak dikunjungi oleh wisatawan khususnya wisatawan lokal. Biasanya kawasan ini juga menjadi tempat istirahat bagi pengendara yang menempuh jarah jauh. Ditambah lagi terdapat warung-warung dengan makanan khas sunda bisa di jumpai di sekitar kawasan tersebut. Bisa dibayangkan, menyantap makanan di daerah perbukitan dengan udaranya yang sejuk sambil memandang hamparan kebun teh dan pegunungan, sungguh indahnya. Jika kawasan ini bisa dikembangkan menjadi salah satu tempat wisata Garut, entah itu dari penglola daerah ataupun investor, tidak menutup kemungkinan kawasan ini akan menjadi tempat favorit di kabupaten Garut, dan akan member efek positif untuk masyarakat sekitar Batu Tumpang dan pemerintah setempat untuk bisa meningkatkan PAD (Pendapatan Asli Daerah) Garut.
anda mau mencobanya? mendatanginya ? :)
Unknown

Talaga Bodas


Hampir setiap goweser yang bermaksud mencicipi trek sepeda di Garut, dipastikan mempertanyakan trek mana yang paling enak? Gambaran treknya bagaimana? Berapa kilometer/lama jarak tempuh treknya?  Berikut sedikit gambaran yang mungkin bisa membantu menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut.
Gunung Talagabodas adalah sebuah gunung berapi non aktif yang sebenarnya terletak di Kabupaten Tasikmalaya. Gunung tersebut terletak lebih kurang 28 km dari Garut Kota, dengan ketinggian mencapai 2201 mdpl.  Adapun ketinggian danau/kawahnya adalah 1740 mdpl. Bagi mereka yang sudah berkunjung ke Kawah Putih Ciwidey, Bandung Selatan. Bila melihat danau di Gunung Talagabodas dipastikan akan merasa seperti “de javu“. Serupa tapi tak sama.  Hanya, danau di Talagabodas lebih luas.
Kawasan ini sudah hampir 3 bulan sedang dibenahi.  Akses jalan yang dulu rusak, kini sedikit demi sedikit diperbaiki.  Bahkan, di pertengahan jalur tersebut telah diaspalhotmix lebih kurang 4 km. Sampai ke puncak jalannya aspal rata walaupun bukan hotmix.  Bagian yang berbatasan dengan kawah pun sudah dipagar besi (yang pastinya tidak akan tahan lama karena sulfur bersifat korosif).  Hal itu dilakukan karena beberapa waktu yang lalu pernah memakan korban luka bakar.
Untuk tiba di Kawah Gunung Talagabodas dapat ditempuh langsung dengan truk/pick up atau digowes langsung sejauh 13 km menuju Kecamatan Wanaraja melalui jalanhotmix mulus.  Atau bagi Anda yang berasal dari arah Bandung, dari Jalan Cagak Nagreg langsung menuju Kecamatan Limbangan.  Sekitar 2 km dari Pasar Kecamatan Limbangan, akan bertemu dengan pertigaan yang dinamakan Sasak Beusi.  Di sana ada petunjuk menuju ke arah Cibatu (Garut).  Dari Sasak Beusi ke pasar Kecamatan Cibatu kurang lebih 8 km. Terus lurus terus melewati rel kereta api jalur selatan menuju Kecamatan Wanaraja sejauh 8 km.
Dari Alun-alun Wanaraja, Gunung Talagabodas berjarak 13 km.  Untuk para pecintauphill  jarak tersebut bisa ditempuh sekitar 1,5-2,5 jam. Namun untuk para pecinta KONA (komunitas ogah nanjak) bisa langsung diloading sampai kawah Talagabodas sekitar 0,5 jam. Kondisi jalannya relatif bagus dan hanya rusak justru di 4 kilometer awal dari alun-alun Wanaraja.  Selanjutnya, jalan relatif rata bahkan hotmix sejauh 4 km setelah SD Sindang Ratu.
Lokasi wisata yang bisa dikunjungi sebenarnya tidak hanya kawah, tetapi juga ada sumber mata air panas di tiga lokasi. Khusus, untuk lokasi mata air Pancuran Tujuh hanya bisa ditempuh dengan jalan kaki.  Karena sepeda atau kendaraan bermotor harus parkir lebih kurang 1 km dari lokasi.  Selanjutnya berjalan kaki menembus kerimbunan hutan. Di Pancuran Tujuh, Anda bisa mandi dengan air belerang panas ditujuh sumber mata air. Sedikit berbau mistis dan tahayul, karena di tangkai-tangkai pohon bergantungan aneka pakaian dalam!  Di lokasi kawah/Curug Tujuh sarana dan prasarana cukup lengkap. Warung kecil dengan mushola yang cukup besar dan bersih telah tersedia.
Untuk Anda yang senang bersepeda cross country, setelah bernarsis ria di danau/kawah Talagabodas bisa langsung ngebut di turunan ke tengah hutan belantara Gunung Talagabodas.  Harap hati-hati karena ada beberapa jalan tikus yang cukup merepotkan bila salah jalan. Treknya relatif ringan, dengan sedikit ekstrim dibeberapa bagian (dirusak motocross, jalur “dicangkul” plus jalan air).  Namun, dengan sedikit teknik dan skill, sepeda tetap bisa “gowesable“.  Tentunya dengan catatan, bila ragu-ragu lebih baik TTB.  Hutan tropisnya relatif masih virgin akar dan besarnya pohon yang berusia puluhan dan mungkin ratusan tahun, menciptakan kanopi yang sangat rapat.  Sehingga, sinar matahari pun hanya sedikit yang bisa menembusnya.

Setelah menempuh jalur di tengah hutan sejauh 4 km yang biasanya ditempuh selama 30 menit, jalur berganti dengan turunan aspal sejauh 1 km. Kemudian tembus ke hutan pinus dan perkebunan kentang, single trek tanah sejauh 3 km. Selanjutnya, tanjakan pendek tapi curam dan tembus ke kebun palawija di bukit Gunung Sadahurip.  Jalur masih berupa single track tanah, turunan dengan sedikit tanjakan. Silih berganti di tengah kebun kentang, jagung, cabe rawit dan tomat. Untuk rehat dan narsis bisa dilakukan di kaki Gunung Sadahurip ( yang pernah dihebohkan ada pyramid lebih tua dari pyramid di Mesir) atau di atas Bukit Batu Rahong yang berupa susunan batu granit yang sangat menggoda.  Suasana pemandangan amat sangat indah, sejuk dan asri.  Sejauh mata memandang adalah birunya langit (kalau gak mendung :)) dan bukit dan lembah yang hijau.  Bila, mempunyai waktu cukup.  Silakan langsung mendaki Puncak Gunung Sadahurip,dari puncaknya Anda bisa melihat kota Garut, Tanjakan Nagreg, Situ Bagendit dan Situ Cangkuang.
Perjalanan bisa digowes lanjut dengan kondisi jalan makadam, turunan.  Lanjut single track tanah ke hutan bambu, turunan tajam.  Melewati jembatan bambu dengan jurang yang cukup dalam.  Selanjutnya sepeda TTB sejauh 100 meter, dan lanjut turunan sempit. Di kanan tebing, di kiri jurang 2-3 meteran. Tembus lagi ke hutan bambu, tentunya  dengan pemandangan yang tetap cantik. Offroad berakhir di SD Cicapar.  Langsung turunan beton sejauh 2 km, dan jalan macadam jahanam sejauh 1 km. Disambung turunan beton lagi sejauh 2 km campur aspal rusak.  Finish di Pasar Kecamatan Sukawening lebih kurang 17 km dari Garut kota.  Dari sini bisa digowes langsung ke Garut kota sekitar 1 jam atau langsung loading lagi.  Total turunan offroad dari Kawah Talagabodas sampai pasar Sukawening sekitara 13 km.
Unknown